Minggu, 02 Oktober 2011

Mekanisme Kecanduan dan Obat Kecanduan

Penelitian-penelitian di bidang adiksi dan mind-sciences (neurosciences) dalam kurang lebih 10 tahun terakhir ini telah mendapatkan temuan-temuan nyata tentang peran dan mekanisme otak dalam perilaku kecanduan. Bila jiwa dan perilaku manusia dipandang sebagai “otak yang dioperasionalkan” maka semua perilaku manusia, termasuk perilaku adiksi (kecanduan) harus dipandang faktor di otaklah yang bertanggungjawab.

Dengan menggunakan peralatan medis canggih seperti MRI, CT Scan,Brainmapping, dan lain-lain penelitian-penelitian adiksi bisa menunjukkan bahwa faktor-faktor di otak yang bertanggungjawab pada terjadinya adiksi adalah senyawa neurokimiawi di celah sinaptik yang disebut dopamin. Celah sinaptik terdapat antara ujung satu sel syaraf (neuron) dengan ujung sel syaraf yang lain. Dopamin yang dikeluarkan ke celah sinaptik dari ujung sel syaraf akan ditarik dan ditangkap oleh reseptor-reseptor dopamin pada dinding ujung sel syaraf lain pada celah itu.
Keluarnya dopamin yang cukup, dalam kondisi normal, akan menimbulkan rasa nyaman secara fisik dan mental pada individu. Bila suatu saat pengluaran dopamin menurun, maka sirkuit otak yang didukung neurotransmiter lain, GABA, akan bereaksi meningkatkan dan akibatnya akan tercapai respons kenikmatan lagi. Opiat seperti heroin dan kokain yang disuntikkan dalam darah akan mendorong pengluaran dopamin ke celah sinaptik lebih banyak dan akibatnya tercapai respons rasa nyaman atau nikmat yang tinggi. 
Bila kemudian efek opiat yang mendorong dopamin ini menurun individu merasa tidak nyaman bahkan kesakitan, maka ia harus mengkonsumsi opiat lagi, secara dibakar dan disedot ataupun disuntikkan untuk meningkatkan pengluaran dopamin lagi yang menimbulkan rasa nikmat lagi. Ternyata untuk memperoleh rasa nikmat yang sama dibutuhkan zat adiktif yang makin lama semakin banyak kadarnya. Terjadilah toleransi zat, dan pengulangan-pengulangan terus yang disebut kecanduan (adiksi).
Opiat (heroin, kokain) ternyata juga merusak sistem neurotransmiter GABA yang berfungsi sebagai pengerem atau penghambat reseptor-reseptor dopamin yang akan meningkatkan kadar dopamin terus menerus. Sistem GABA yang membentuk sirkuit keseimbangan otak ini dihancurkan oleh zat adiktif heroin atau kokain. Maka individu secara tak terkendali menyuntikkan heroin terus sampai sehari sepuluh kali untuk meningkatkan dopamin yang menghasilkan rasa nikmat napza.
Para peneliti menemukan adanya predisposisi genetik pada para pecandu berat opiat dan alkohol, yaitu tingginya jumlah A1 allele dari gen reseptor DRD2 (dopamin) dan rendahnya jumlah gen reseptor serotonin di otak mereka sebelum mereka menjadi pecandu. Tingginya jumlah allele gen repetor dopamin ini menyebabkan dopamin yang tercurah pada mereka memang banyak dan dibutuhkan zat adiktif opiat atau alkohol untuk mempercepat peningkatannya bila suatu ketika menurun.
Jadi mereka cenderung mencari zat-zat yang bisa secara cepat dan hebat meningkatkan lagi dopamin mereka. Sedang rendahnya jumlah reseptor serotonin menyebabkan selalu menurunnya serotonin di celah sinaptik yang menyebabkan depresi dan bunuh diri. Pemakaian heroin, amfetamin atau alkohol akan mendorong pelepasan neurotransmiter serotonin ini yang bila meningkat kadarnya akan menghilangkan depresi dan memberikan rasa nyaman dan bahagia.

Penggunaan naltrekson, obat yang bisa “memblokir” reseseptor-reseptor opiat menyebabkan opiat tidak bisa ditangkap tubuh untuk mendorong pelepasan dopamin, dan akibatnya pecandu tidak akan bisa mendapatkan rasa nyaman dan senang bila memakai napza jenis opiat, juga membuktikan peranan otak dalam proses kecanduan. 

Kombinasi Formula Bunga/Home Formula (HF) berperan sebagai Obat Narkoba untuk pengobatan kecanduan narkoba. Obat Narkoba ini tidak hanya bekerja untuk mengobati sistem kelenjar syaraf namun obat narkoba ini juga bekerja untuk mengobati organ tubuh. Obat Narkoba ini merupakan hasil penemuan Prof.Dr.Diana Mossop dari Inggris. Obat Narkoba ini sebaiknya digunakan selama minimal 3 bulan pengobatan untuk pemulihan sistem syaraf dan organ tubuh. Pada bulan pertama dan kedua, Obat Narkoba ini bekerja dengan mengeluarkan racun-racun yang mengendap pada batang otak dan organ ; pada bulan ketiga, Obat Narkoba ini bekerja dengan memperbaiki sel-sel yang mengalami kerusakan.  
  • Home Formula 1 adalah obat narkoba yang  bekerja pada sisitem Saraf Pusat
  • Home Formula 2 adalah obat narkoba yang bekerja pada sistem kelenjar Pineal dan Pituitri dalam otak
  • Home Formula 4 adalah obat narkoba yang bekerja pada sistem kelenjar Hipotalamus dalam otak
  • Home Formula 5 adalah obat narkoba yang bekerja pada sistem kelenjar Limbic dalam otak
  • Home Formula 8 adalah obat narkoba yang bekerja pada sistem Medulla Oblongata pada batang otak
  • Home Formula 9 adalah obat narkoba yang  bekerja pada sistem Kelenjar Tiroid  pada leher
  • Home Formula 10 adalah obat narkoba yang bekerja pada sistem Organ Paru untuk pernafasan
  • Home Formula 13 adalah obat narkoba yang  bekerja pada Kelenjar Anak Ginjal untuk mengontrol hormon Adrenalin
  • Home Formula 18 adalah obat narkoba yang bekerja pada sistem sirkulasi darah baik pada pembuluh arteri maupun pembuluh vena
Reaksi setelah konsumsi Formula Bunga :
  • Pada bulan pertama : Racun-racun narkoba yang terdapat pada batang otak dan kelenjar syaraf akan dibersihkan dan dinetralisir untuk menghilangkan efek adiksi/kecanduan
  • Pada bulan kedua    :  Racun-racun narkoba yang terdapat dalam organ tubuh seperti jantung, paru, lambung,liver/hati, limpa dan usus halus akan dibuang dan dinetralisir untuk memperbaiki fungsi fisiologis tubuh.
  • Pada bulan ketiga    :  Formula bunga melakukan pemulihan sel-sel syaraf, kelenjar-kelenjar tubuh seperti pineal,pituity, hipotalamus, dan organ tubuh. Biasanya setelah bulan ketiga, kecanduan akan hilang dan apabila si pasien tersebut hendak mengkonsumsi lagi/mencoba-coba lagi narkoba, tubuh akan melakukan penolakan/perlawanan seperti mual, muntah dan pusing.  Pada kondisi ini, si pasien sudah sembuh total dan tidak akan berkeinginan memakai narkoba lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar